The digital economy: driving industry 4.0 dari ITU Telecom World 2016

Dari acara ITU Telecom World 2016 pada hari terakhir (17 November 2016) telah ada diskusi berjudul “The digital economy : driving industry 4.0” Mr. Houlin Zhao sekretaris Uni Telekomunikasi Internasional (Mr. Houlin Zhao, Secretary General, ITU) mengatakan bahwa pusat utama ekonomi digital adalah ICT, hal ini dapat menyebabkan adanya dukungan berbagai kegiatan seperti pendidikan, kesehatan, pertanian dll. Semua yang memberikan kontribusi untuk kualitas hidup yang lebih baik. Tapi titik awal harus investasi di bidang infrastruktur dengan baik terlebih dahulu dan dibutuhkan uang untuk investasi. Selain itu, harus ada strategi atau visi yang baik juga.

Sekretaris ITU memiliki kisah sukses beberapa masa lalu. Negara-negara Afrika pada tahun 2001 rrang-orang di Afrika memiliki akses ke layanan telepon hanya 4 persen jadi meletakan tujuan pada tahun 2010 akan meningkatkan tingkat akses hingga 10 persen yang tampaknya sulit tapi setelah mendapatkan kerjasama dari berbagai sector akibatnya negara-negara Afrika Warga memiliki akses ke layanan telepon meningkat menjadi 25 persen. Sama seperti di Myanmar pada tahun 2011 Myanmar memiliki akses ke layanan telepon hanya 5 persen jadi membuat tujuan yang mendapatkan akses ke 50 persen pada tahun 2015, direkomendasikan bahwa harus ada kompetisi di bidang telekomunikasi akibatnya hari ini Myanmar memiliki akses ke layanan telepon meningkat menjadi 70 persen. Semua ini menunjukkan bahwa investasi di bidang infrastruktur, bahkan orang-orang yang tidak memiliki akses ke sejumlah besar tapi jika strategi dan visi serta dapat kerjasama di semua sektor anda dapat mendorong target yang ingin dicapai.

Ms.Natasha Beschorner, Senior ICT Policy Specialist, The World Bank mengatakan pihak Bank Dunia ada dorongan berbagai bidang termasuk membuat koneksi, mendorong ada persaingan di pasar digital, mendorong pemerintah untuk menggunakan teknologi digital, kerangka kerja untuk pengawasan termasuk keamanan cyber dan privasi.

Mr. John Galvin, Vice President, Government and Education, Intel Corporation mengatakan bahwa harus ada penekanan pada pendidikan karena dunia berubah sangat cepat. Pekerjaan masa sekarang tidak ada pada masa lalu. Jadi model pendidikan awalnya focus kepada memberi pengetahuan akan mengubah menjadi praktek berfikir kritis diajarkan untuk beradaptasi dengan perubahan teknologi. Harus membuat studi untuk mempelajari hal-hal baru selalu.

Dr. Athip Asawanan sekretaris Asosiasi Telekomunikasi Thailand dibawah naungan Maha Raja mengatakan bahwa Thailand memiliki berbagai tantangan ada masalah yang harus dipecahkan. Masalah pertama adalah data yang digunakan oleh masyarakat sebagian besar dari website perusahaan asing seperti google, facebook itu berarti data warga disimpan di luar negari ketika pemerintah harus menggunakan data tersebut seperti untuk menyelidiki berbagai kejahatan dibutuhkan waktu yang lama untuk mengkoordinasikan untuk mengajukan permohonan data. Jadi harus memiliki langkah-langkah yang mudah untuk akses informasi atau data tersebut. Masalah kedua adalah penggunaan teknologi di bidang pertanian. Thailand adalah masyarakat pertanian tapi teknologi yang dignakan sangat kecil membutuhkan banyak uang sedangkan petani tidak memiliki modal. Perbedaannya di Negara asing perusahaan besar telah menginvestasikan dan pengetahuan teknologi sangat berkurang karena kebanyak petani adalah lansia. 

Mr.Pairoj Waiwanij, konsultan independen mengatakan sudah memberi perhatian atas perubahan era digital ekonomi meskipun perubahannya positif namun dampak potensial warga akan mengangur karena menggunakan teknologi menggantikan manusia. Jadi jangan focus hanya atas perubahan harus memperhatikan yang menguntungkan masyarakat berkelanjutan nanti.

Mr. Saj Kumar, Vice President – Digital Transformation & IoT, SAP Asia Pvt. Ltd mengomentari industri 4.0 memiliki 3 faktor penting.
1. Berbagi data berdasarkan informasi dari mesin dan dari manusia. 2. Transisi dari industri tradisional Mass production menjadi Mass Customization yaitu memproduksi barang yang memenuhi kebutuhan yang berbeda dan sangat cepat. 3. Bahan (Material) teknologi saat ini terkait dengan sistem produksi. Pengenalan teknologi pencetakan tiga dimensi digunakan atau Nanomaterials. Contoh penggunaan teknologi seperti pertanian adalah sebuah bisnis yang menggunakan teknologi berskala besar. Tidak bisa membawa pengetahuan dulu untuk menggunakan di daerah-daerah pertanian seperti ponsel atau satelit, yang memiliki biaya tinggi. Jadi ada teknologi baru untuk menyesuaikan kebutuhan bidang pertanian seperti Narrow band dan Internet of things atau IOT merupakan sensor yang murah untuk mengukur sifat tanah, memprediksi Iklim dan transportasi produk pertanian. Ditemukan bahwa di masa lalu produk berjumlah 40 persen menjadi limbah harus dibuang kargo. Tapi dengan teknologi baru sensor produk dapat menghitung waktu pengiriman untuk jauhkan kedaluwarsa.

Create by  -   (24/05/2017 13.26.15)

Download

Page views: 521